Potret Klinis Dismenorea Sekunder



Nyeri dengan pola yang berbeda didapatkan dismenorea sekunder yang terbatas pada onset. Ini biasanya berhubungan dengan perut besar atau kembung, pelvis terasa berat, dan nyeri pada punggung. Secara khas, nyeri dapat meningkat secara progresif selama fase luteal dan akan memuncak sekitar onset haid. Baca juga
Dismenorea Primer

Berikut ini adalah potret klinis dismenorea sekunder:

1.  Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah haid pertama.
2.  Dismenorea dimulai setelah usia 25 tahun.
3.  Terdapat ketidaknormalan pelvis dengan pemeriksaan fisik, pertimbangkan adanya kemungkinan endometriosis, pelvic inflammatory disease (penyakit radang  panggul), dan pelvic adhesion (perlengketan pelvis).
4.  Sedikit atau tidak ada respons terhadap obat golongan NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drug) atau obat anti-inflamasi non-steroid, kontrasepsi oral, atau keduanya. 

Menurut Laurel D. Edmundson (2006), Dismenorea Sekunder memiliki ciri khas sebagai berikut:
1. Onset pada usia sekitar 20-30 tahun, setelah sikius haid yang relatif tidak nyeri di masa lalu
2. Infertilitas
3. Darah haid yang banyak atau pendarahan yang tidak teratur
4. Rasa nyeri saat berhubungan seks
5. Vaginal discharge (keluar cairan yang tidak normal dari vagina)
6. Nyeri perut bawah atau pelvis selama waktu selama haid
7. Nyeri yang tidak berkurang dengan terapi NSAID 

Karakteristik pada dismenorea sekunder menurut pendapat Ali Badziad (2003) dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Lebih sering ditemukan pada usia tua dan setelah dua tahun mengalami siklus haid teratur.
2. Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah haid.
3. Sering ditemukan kelainan ginekologis.
4. Pengobatarmya sering kali memerlukan tindakan operatif. 

Sedangkan faktor-faktor risiko berikut ini berhubungan dengan episode dismenorea yang berat:
·         Haid pertama pada usia amat dini
·         Periode haid yang lama
·         Aliran darah haid yang hebat
·         Merokok
·         Riwayat keluarga yang positif terkena penyakit kegemukan
·         Mengonsumsi alkohol
·         Aktivitas fisik dan lamanya sikius haid tampaknya tidak berhubungan dengan nyeri haid yang meningkat.
Faktor Risiko Dismenorea Sekunder
·         Endometrjosis
·         Adenomyosis
·         IUD
·         Pelvic inflammatory disease (penyakit radang panggul)
·         Endometrial carcinoma (kanker endometrium)
·         Ovarian cysts (kista ovarium)
·         Congenital pelvic malformations
·         Cervical stenosis

0 Response to "Potret Klinis Dismenorea Sekunder "

Posting Komentar